Praktek Manajemen Terbaik Minyak Sawit

Praktik pengelolaan terbaik (Best Management Pracice or BMP) produksi minyak sawit adalah ilmu yang berkembang yang harus fokus pada efisiensi produksi dan pengelolaan sumber daya alam. WWF sejak lama telah mendukung sistem jaminan produksi berkelanjutan, seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), namun, BMP Minyak Sawit dapat dicapai dengan atau tanpa sistem jaminan produksi. Lebih lanjut BMP (diadaptasi dari Clay 2004) dapat membantu produsen Minyak Sawit memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan mengurangi dampak lingkungan

  • Rencana untuk Mengoptimalkan Efisiensi Produksi dan Meminimalkan Dampak Lingkungan (Plan to optimise efisiency and minimise environmental impact). Sistem produksi Minyak Sawit yang direncanakan dengan matang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi dampak lingkungan. Tata letak perkebunan harus melindungi kawasan dengan nilai konservasi tinggi, menghindari daerah dengan stok karbon tinggi, membatasi produksi sesuai jenis tanah, melakukan pengaturan kontur untuk memperlambat aliran air dan menempatkan infrastruktur (jalur panen, jalan, gorong-gorong, teras) sedemikian rupa untuk mengelola risiko erosi.
  • Upayakan memperambat aliran air di lereng-lereng. Serasah daun dari pemangkasan dapat digunakan untuk memperkuat teras dan menciptakan hambatan erosi pada kontur. Lubang perangkap lumpur dapat dibangun di sepanjang jalan dan di ladang untuk memperlambat erosi tanah.

  • Minimalkan bukaan Tanah (Minimise soil exposure). Perkebunan harus selalu berusaha mempertahankan penutup tanah di antara baris tanaman. Rumput lunak dan pakis dapat dianjurkan untuk ditanam dibawah pohon sawit tua dimana tanaman penutup tradisional mungkin tidak bisa tumbuh. Penyiangan menyeluruh  atau penyemprotan dengan bahan kimiawi tanaman penutup tanah harus dicegah. Untuk mengurangi pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan, mulsa organik yang terbuat dari tandan kosong bebas penyakit dapat digunakan di sekitar pohon dewasa, atau lembaran mulsa biodegradable dapat digunakan di sekitar pohon muda. Mulsa juga harus digunakan sedapat mungkin untuk meminimalkan pemaparan (bukaan) tanah selama pembersihan dan penanaman.
  • Meminimalkan Pemadatan Tanah (Minimise soil compaction). Traktor dan trailer, jika digunakan, harus mempunyai ukuran yang tepat sesuai jenis tanah untuk meminimalkan pemadatan tanah. Pada jenis tanah yang mudah menjadi padat, hewan pembawa beban, gerobak dorong, atau sistem kabel dapat digunakan untuk mendukung produksi dan panen.

  • Cocokkan Aplikasi Pupuk dengan Permintaan Produksi (Match fertiliser application to production demand). Perhitungan keseimbangan massa sederhana (yaitu nutrisi yang diberikan versus nutrisi yang dipanen/hilang) atau program pemantauan hara dapat membantu produsen minyak sawit menyesuai pemakaian pupuk dengan kebutuhan produksi. Idealnya, program pemantauan nutrisi yang terencana dengan baik akan menjamin penambahan nutrisi tidak pernah melebihi nutrisi yang dipanen atau hilang karena erosi, pencucian atau penguapan.
  • Cari Pupuk Alami dan Pupuk Organik (Seek natural and organic fertilizer). Tumbuhan kacang polong penghasil nitrogen harus diikutsertakan sebagai tanaman penutup untuk memberikan sumber  Nitrogen alami yang murah. Limbah produksi organik dan/atau produk sampingan, seperti tandan buah kosong atau buangan pabrik minyak sawit, juga dapat memberikan nutrisi yang berharga dan mengurangi permintaan terhadap pupuk. Untuk menghindari pemberian Potassium berlebihan penggunaan buangan pabrik  minyak sawit dan tandan buah kosong sebaiknya tidak diterapkan pada daerah yang sama pada waktu yang bersamaan. Buangan pabrik minyak sawit bisa kehilangan nitrogen berharga jika disimpan terlalu lama. Pemakaian buangan segar dapat menyediakan sumber nitrogen terbaik. Batang pohon sehat yang tumbang ditiup angin atau ditebang karena lahan akan dipakai untuk penanaman kembali, dapat melepaskan nutrisi produksi secara lambat. Memotong kecil-kecil, menghancurkan atau menggiling batang sawit tersebut merupakan pilihan yang lebih baik jika hama merupakan masalah di daerah tersebut.

  • Mengintegrasikan tindakan pengelolaan hama non-kimia ke dalam program pengelolaan hama (integrate non-chemical pest management measures into pest management program). Langkah-langkah berikut dapat mengurangi hama secara signifikan:
    • Pendeteksian dini hama dan penyakit dapat memperbaiki kemanjuran  pengendalian hama non-kimia, pada saat tingkat hama dan penyakit masih rendah.
    • Dorong penanaman tumbuhan yang mendukung atau menarik musuh alami hama pohon sawit.
    • Jika kumbang Rhinoceros  merupakan ancaman, potong-potonglah  dan dorong percepatan dekomposisi pohon tua dan gunakan pengendalian biologis, seperti baculovirus  lokal.
    • Tanamlah kacang polong penutup yang tebal untuk menekan pembiakan hama di antara baris-baris tanaman sawit.
    • Doronglah kehadiran Burung Hantu (Barn Owls) dan ular untuk mengurangi populasi tikus.
  • Gunakan Sumber Energi Terbarukan (Use renewable energy). Sebuah pabrik Minyak Sawit mampu memproduksi biogas (metana) dalam jumlah besar. Menggunakan biogas sebagai sumber energi gas bisa menggantikan permintaan gas alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Sumber energi terbarukan lainnya seperti sumber tenaga matahari dan biomas juga dapat menggantikan permintaan listrik dan minyak diesel.
  • Kurangi penggunaan air (Reduce water use). Efisiensi penggunaan air dapat ditingkatkan dengan menggunakan sistem irigasi tetes atau tabung perforasi yang lebih baik daripada menggunakan sistem sprinkler.
  • Panen air tawar (Harvest Fresh Water). Kolam dan sistem tangkapan air dapat dibangun untuk memanen air tawar. Hal itu lebih baik dari mengambil air dari sumber air alami. Pabrik pengolahan minyak sawit juga harus berusaha mengalirkan dan memisahkan air tawar dari sistem tangkapan air limbah. Memisahkan air tawar dari air limbah dapat mengurangi kebutuhan pengolahan air (dibandingkan jika langsung dibuang ke lingkungan) dan memfasilitasi peningkatkan kualitas limbah menjadi pupuk.