Apakah Pendekatan Stok Karbon Tinggi (SKT)?
Pendekatan SKT (High Carbon Stock atau HCS) adalah metode untuk membedakan antara hutan yang berharga untuk perlindungan, dan hutan yang terdegradasi dengan nilai karbon dan keanekaragaman hayati rendah. Pendekatan SKT dikembangkan untuk lanskap hutan yang terfragmentasi di daerah tropis yang lembab, dan telah divalidasi di Indonesia, PNG, Liberia, Nigeria dan Kepulauan Solomon.
Pendekatan SKT menggunakan data satelit dan pengamatan lapangan untuk membuat stratifikasi vegetasi ke dalam enam kelas hutan yang berbeda. Pendekatan SKT adalah alat pendukung keputusan yang penting, yang telah dikembangkan untuk membantu produsen pertanian menghindari hutan bernilai tinggi saat mereka mencari daerah baru untuk ekspansi. Pendekatan SKT membantu produsen mengidentifikasi dan menghindari kawasan hutan yang berharga, sehingga program pembangunan mereka tidak akan bertentangan dengan komitmen / kebijakan “tanpa deforestasi” (yaitu hanya hutan terdegredasi bernilai rendah yang diolah).
Bagaimana Pendekatan SKT berbeda dari Pendekatan Nilai Konservasi Tinggi (NKT)?
Pendekatan NKT (High Conservation Value or HCV) adalah proses di mana NKT diidentifikasi, dikelola dan dipantau. Penilaian NKT melibatkan konsultasi dengan pemangku kepentingan, analisis informasi yang ada dan pengumpulan data lokal bila diperlukan. Tujuan awal dari pendekatan NKT adalah untuk mengidentifikasi area yang dapat memberikan:
- Keanekaragaman jenis
- Ekosistem tingkat lanskap
- Ekosistem/habitat yang langka
- Jasa ekosistem kritis
- Kebutuhan kehidupan masyarakat
- Nilai budaya
Pendekatan NKT dan Pendekatan SKT adalah alat pengambilan keputusan konservasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melindungi hutan, dan kedua pendekatan tersebut menggunakan konsultasi masyarakat, pemetaan tutupan lahan, analisis deskriptif dan beberapa survei lapangan untuk menggambarkan hutan bernilai tinggi.
Perbedaan sebenarnya antara kedua pendekatan tersebut adalah cara mereka membuat stratifikasi kelas vegetasi. Pendekatan NKT mengelompokkan vegetasi berdasarkan atribut dan fungsi ekosistem, sedangkan Pendekatan SKT mengelompokkan vegetasi berdasarkan potensi cadangan karbon dan viabilitas kawasan hutan terpragmentasi (patches).
Evolusi SKT
Sebuah Toolkit Pendekatan SKTĀ yang baru dirilis pada bulan Mei 2017, mengikuti konsultasi dengan pemangku kepentingan dan uji coba lapangan yang ekstensif. Pendekatan baru ini menggabungkan alat pengambilan keputusan konservasi lainnya seperti HCV dan Pernyataan Persetujaun Bebas dan Lebih dahulu (Free, Prior and Informed Consent or FPIC).
Diharapkan bahwa Pendekatan SKT (HCS) akan terus berkembang melampaui perkembangan industri kelapa sawit dan kayu, dan diadopsi oleh produsen karet dan kedelai yang sedang merencanakan konversi hutan masa depan.
Peran SKT dalam Pendekatan Lansekap
Perencanaan penggunaan lahan pada tingkat lanskap tidak mungkin menggunakan Pendekatan SKT penuh, mengingat survei lapangan rinci diperlukan untuk membuat stratifikasi kelas vegetasi. Memasukkan prinsip Pendekatan SKT ke dalam setiap proses perencanaan penggunaan lahan kemungkinan akan menghasilkan perspektif yang berharga untuk keputusan skala lanskap. Membuat sertifikasi Lanskap berdasarkan stok karbon potensial, harus membantu proses perencanaan penggunaan lahan, mengidentifikasi dan memprioritaskan perlindungan kawasan hutan bernilai tinggi.